PRIYANDONO

PRIYANDONO, lahir di Rembang 16 Oktober 1969. Setelah lulus dari SPGN Rembang tahun 1988 melanjutkan ke IKIP PGRI Surabaya (sekarang UNIPA) juru...

Selengkapnya
Navigasi Web

Biografi


PRIYANDONO, lahir di Rembang 16 Oktober 1969. Setelah lulus dari SPGN Rembang tahun 1988 melanjutkan ke IKIP PGRI Surabaya (sekarang UNIPA) jurusan pendidikan sejarah. Lulus tahun 1993. Selama sebelas tahun mengabdi di Yayasan Pendidikan Islam Sunan Giri Menganti, Gresik. Setelah sepuluh kali mengikuti tes CPNS akhirnya pada tahun 2005 diterima sebagai PNS dan di tempatkan di SMPN 2 Balongpanggang, Gresik. Terhitung sejak 24 Januari 2014 mutasi ke SMAN 1 Gresik hingga sekarang.

Selain mengajar bapak dua anak Dian Fitriani (17) dan Harum Puspitasari (12) menyukai dunia tulis menulis. Karya-karyanya banyak menghiasi halaman majalah dan koran lokal maupun Nasional. Diantaranya adalah Jawa Pos, Surya, Kompas, Radar Surabaya, Majalah MEDIA, serta jurnal Balitbang Depdiknas Jakarta.

Istrinya, Rusmini mendukung penuh. Perempuan yang dinikahi pada November 1997 itu setia menemani dan membikinkan kopi kala sang suami sedang menulis naskah. Ia tetap mewanti-wanti agar hati-hati dalam menulis. Pena itu sangat tajam, katanya.

Pak Pri, sapaan akrabnya, mengaku kerap mendapat teror dan teguran ketika tulisannya muncul di koran. Kritik konstruktif yang dituangkan dalam tulisan yang”nakal”. Berkat ketekunannya itu, Pria yang juga menjabat sebagia Sekeretaris Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) komisariat Gresik itu sukses menerbitkan buku berjudul “Mendidik Tanpa Batas Ruang dan Waktu”.

Buku pertamanya ini mengingat kepada semua pihak terutama para guru agar senantiasa mengurusi anak didiknya. Pendidikan memang bukan segala-galanya, akan tetapi semua berasal dari pendidikan. Oleh karena itu pendidikan harus dikembalikan pada fitrahnya. Mendidik itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Mendidik bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Di sela-sela kesibukannya mengajar, masih sempat juga melakukan travelling. Laporan perjalanannya itu biasanya dikirim ke sebuah media yang menyediakan ruang untuk Citizen Journalism. Semua tulisan yang sudah dimuat di media massa itu kemudian dikumpulkan dan dokodifikasi atau dibukukan.

Hasilnya, Setahun kemudian buku keduanya berjudul “Ringan tapi Berisi terbit. Buku keduanya ini berisi kumpulan catatan perjalanannya selama mengunjungi destinasi wisata di tanah air, termasuk kuliner khas setiap daerah yang dikunjungi. Harapannya, buku tersebut dapat menjadi pemandu bagi siapa saja yang akan melakukan lawatan ke sebuah daerah yang menjadi destinasi kala waktu senggang. Dan di penghujung tahun 2016, lolos sebagai finalis lomba Inovasi Pembelajaran (Inobel) Nasional tingkat SMA/SMA.

search

New Post